Pyo-pyo's blog

Cerita yang ingin aku bagi kepada dunia.

Senin, 26 Mei 2008

Cinta...dimana engkau?

Temen gue telepon, dia bilang mau nikah. Perasaan pacar aja belum punya? Nikah sama siapa neng?


Temen gue yang lainnya telepon, dia lagi ngegebet teman kantornya. Tapi status gebetannya adalah it's so complicated di friendster. Terus dia tanya, "gimana pendapat loe?". "don't ask me about that dear," . Jujur, gue bingung ngejawabnya.


Temen gue yang lainnya naksir sama temen gue yang lain lagi. Tapi malu buat ngomong. How long can we pretend?


Temen gue yang lainnya akhirnya punya pacar setelah sekian lama “terobsesi” sama seorang cewek. I’m happy for him, tapi kenapa gue masih gak yakin kalo kali ini dia serius? Semoga ini bukan cuma pelarian.


Temen gue yang lainnya juga baru aja jadian, semoga bisa jadi pengobat untuk luka di masa lalu.


Temen gue yang lainnya gak mikirin tentang cinta, katanya “gue gak mau mikirin yang kayak gituan sekarang”. Ya…fokusnya sekarang adalah menyelesaikan kuliahnya.


Me??


Saat ini gue cuma bisa berkata…”Cinta…dimana engkau?”

Label:

What are your childhood dreams?

Sabtu kemarin gue baru aja nonton Oprah Show di Metro TV. Topiknya tentang kematian. Gimana orang-orang yang divonis mengidap penyakit mematikan dan tau kalo umur mereka tinggal sebentar lagi menjalani sisa hidupnya.

Very inspiration. Salah satu narasumber bilang kalo dia cuma ingin mewujudkan mimpinya ketika masih kecil, dan percaya atau enggak…impiannya memang terwujud.


Jadi…apa impianmu saat masih anak-anak?

Waktu masih kecil gue punya banyak cita-cita.

  1. Jadi dokter (jamak banget nih..hampir setiap anak mau jadi dokter)
  2. Jadi presiden (kalo sekarang mah gue ogah!)
  3. Jadi guru (waktu sekolah, gue paling kesel kalo dipanggil maju ke depan sama guru trus ditanya macem-macem. Karena gue lebih sering gak bisanya. Jadi guru mungkin bisa membalas semua rasa sakit hati itu).
  4. Jadi Sekjen PBB (karena gue pikir mereka bisa keluar negeri secara gratis)
  5. Jadi arsitek (gak taunya mau jadi arsitek itu kudu pinter matematika, sementara gue paling payah kalo belajar matematika. Terpaksa cita-cita ini gue eliminasi)
  6. Jadi penulis (mungkin ini yang masih masuk akal, dimulai sejak gue duduk di bangku SMA. Ada temen yang bisa gambar kartun jepang, gue ngiri abis karena gak bisa gambar. Akhirnya gue memutuskan buat menulis cerita, dan itu berlangsung sampe sekarang).

Kalo orang yang sudah divonis mati aja masih mau berjuang meraih impiannya, apalagi kita yang masih diberi umur?

Harusnya kita malu pada diri sendiri…

Sudahkah kita berjuang hari ini?

Label:

Jumat, 16 Mei 2008

First day….

Hari pertama dari realisasi ide tukeran meja. Hasilnya? Masing-masing mengaku merasa aneh sama meja barunya. Gue juga ngerasa aneh, karena sebelum gue tempatin, gue kudu beresin meja gue pake pembersih. Maklum deh…meja itu sebelumnya meja cowok, yang gue ragukan kebersihannya (hahaha…pizz ya Rul…).

Alhasil masih aja ada orang-orang yang duduk di kursinya yang lama (come on guys!! Katanya mau suasana baru??).

Tapi berhubung hari ini kita semua gak ada kerjaan, jadilah kita semua santai seharian. Ada yang bilang bosen (please deh…kerjaan numpuk katanya stres, gak ada kerjaan katanya bosen. Mau loe apa sih? Pusing tau..).

Senin besok kita bakal kembali ke meja masing-masing. Btw, buku proyek BSNP akhirnya kelar. Kita semua bisa bernapas lega. Terbiasa lembur dan dikejar-kejar deadline, rasanya jadi agak aneh kalo seharian ini kita gak ngapa-ngapain. Santai all the time…

Inilah enaknya kerja di penerbit…
Sekalinya stres bisa stres banget, kayak dikejar-kejar debt collector
Sekalinya santai bisa seharian gak ngapa-ngapain.


Tinggal bagaimana kita menikmatinya…

Label:

Kamis, 15 Mei 2008

Trio…

Waktu gue kuliah dulu, gue sempet punya geng yang namanya 3R. Terdiri dari 3 cewek yang imut-imut, lucu, dan menggemaskan (biar narsis yang penting PD!!) yaitu Ari, Nurul, dan Rita. Kita semua punya huruf “R” di nama masing-masing, makanya kita menggunakan nama 3R sebagai nama geng kita.

Kita semua sama-sama kuliah di FISIP UI angkatan 2001, gue sama Nurul kuliah di jurusan Antropologi sedangkan Rita kuliah di jurusan Politik. 3 anak yang kalo dah kumpul-kumpul bakal ngelakuin banyak hal gila bersama-sama, dan sialnya gue adalah orang yang selalu jadi korban keisengan dan keusilan mereka.

Gue jadi inget sama masa-masa waktu kita masih kuliah, waktu itu lagi zaman meteor garden booming (jadi inget sama temen gue si bolly kalo gue ngomong kata ini. Hehehe) dan dengan PD nya mereka mengklaim bahwa Tao Ming Tse adalah cowoknya Nurul, Hua Ce lai adalah cowoknya Rita dan gue kebagian Mei Cuo (please deh girls…kalo dipikir-pikir kelakuan kita tuh emang gak banget yah…sekarang mah dah gak musim kali ya…)

Masing-masing juga punya panggilan yang hanya diketahui oleh kita bertiga. Nurul biasa dipanggil White Rabbit, Rita biasa kita panggil Curly Bear, dan Gue dipanggil Paus Biru (lagi-lagi gue dikerjain sama mereka…dan gue gak bisa menolak…)
Ya…bagi mereka mungkin gue adalah anggota geng yang paling kecil dan paling sering dikerjain.

Geng yang lainnya adalah geng yang dibentuk pada saat menjelang selesai skripsi. Sebutannya adalah Trio Pyo. Kenapa Trio Pyo? Cerita bermula dari temen gue yang gelo abis, Lucita, yang suka banget ngasih nama julukan ke orang lain. Seperti contoh, Bolly yang punya nama asli Sinta, tiba-tiba dipanggil Bolly. Alasannya? Karena Bolly alias Sinta punya wajah yang mirip banget sama orang India. Seperti yang kita tau bahwa India terkenal dengan industri perfilmannya yaitu Bollywood, jadilah Sinta yang mendapat julukan Bolly. Sampai sekarang pun Sinta selalu di panggil dengan sebutan Bolly. Ternyata Lucita gak cuma melakukan itu ke Bolly semata, gue adalah korban berikutnya.

Nama Pyo sendiri diinspirasi dari kartun Pyo-Pyo, sosok ayam kuning kecil yang gayanya lucu banget. Lucita bilang, kalo liat gue, dia inget sama kartun Pyo-Pyo (sungguh alasan yang dibuat-buat. Sebenernya maksud loe itu apa sih Lus?), dan karena gue, Bolly, dan Lucita selalu bareng-bareng waktu cari bahan buat skripsi, dengan PD nya Bolly menyebut kita sebagai Trio Pyo (hahahaha…Bolly aya-aya wae ….).

Kita udah kayak trio yang tidak terpisahkan deh…
Sering banget kumpul bareng-bareng, walaupun sekarang dah mulai jarang karena masing-masing sibuk (I really miss that moment girls..).
Paling sering ngobrol ngalor ngidul sambil gosip plus ketawa-ketawa di kantin sastra. Kapan ya kita bisa begitu lagi??

Coming Soon : kumpul dan gosip-gosip di kantin sastra bersama Trio Pyo…!!!

Label:

Selasa, 13 Mei 2008

New idea ….

Gue kerja di divisi IPS yang satu ruangan dengan divisi Agama. Dalam satu ruangan ada 12 orang, kebayangkan gimana suasananya? Rame abis!


Hampir gak ada pembedaan sama sekali dalam ruangan. Semua orang punya hak yang sama dalam menggunakan inventaris kantor, kayak komputer ataupun telepon. Setiap orang punya meja masing-masing. Tiap orang juga berusaha membuat mejanya senyaman mungkin (antara lain dengan menumpuk buku setinggi mungkin, menyusun buku sedemikian rupa, memasang kaca di mejanya, dan lain sebagainya).


Salah seorang teman (Bagus) bilang, “bosen juga ada di tempat yang sama selama 4 tahun”. Itu terjadi karena dia memang sudah lama jadi karyawan disini dan statusnya sudah jadi karyawan tetap (bukan kayak gue yang masih kontrak). Suatu hari saat gue ngobrol sama teman-teman gue yang lainnya (Tifa dan Fifi), terlontar ucapan “aku mau pindah meja ke meja Mas Nurul” kata Tifa, kalo dipikir-pikir tempat itu emang strategis juga. Kenapa gue pindah yah? Kalo begini rasanya menyesal kemudian benar-benar tiada arti.


Lalu tiba-tiba taraaa…..langsung muncul ide buat tukeran tempat duduk.


Gimana kongkritnya?? Sebelumnya gue kasih tau dulu kalo ada posisi-posisi meja yang “stategis” dan yang gak “strategis”. Meja gue sih termasuk yang gak strategis (but I love my desk). Contoh meja yang strategis adalah mejanya Bagus, Nurul, dan Tiwi. Meja itulah yang jadi incaran. Berhubung Tiwi gak mau diajak tukeran tempat, jadilah tempat itu gak bakal diganggu gugat (Tiwi gak asik ah..).


Bagaimana mekanismenya?


Dengan cara membuat sistem undian. Di hari Kamis sore, kita akan mengumpulkan nama-nama anak-anak yang mau ikutan program tukeran tempat. Tiap nama ditulis dalam sebuah kertas lalu diundi. Nama yang diambil menunjukkan meja kita yang “baru”. Kesepakatan awalnya, kita cuma melakukan itu di hari jum’at saja (alasan pasti kenapa kita melakukan itu hari jumat, bukan yang lain masih belum jelas). Kayaknya kita perlu musyawarah lagi buat cari jalan keluar yang terbaik buat semuanya.


The result is semua orang bakal merasakan suasana meja yang baru dan teman yang “baru”. Maksudnya kita gak akan ketemu atau duduk deket-deket sama temen yang biasanya emang ada di deket loe. Sebagai contoh, Fifi mungkin gak akan sebelahan lagi sama Nurul yang eksentrik, bisa jadi dia duduk di meja gue dan duduk di depan Tiwi (dan akhirnya mereka bergosip deh..).


Semua orang kayaknya semangat menyambut ide baru itu, Lumayan buat refreshing setelah stres dengan proyek BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).


Kayaknya kita memang perlu ide-ide baru buat mengatasi rasa bosan.


Next plan : PERGI KE TAMAN
SAFARI....!!!

Label:

Senin, 12 Mei 2008

I (still) don't like monday...

Masih ada yang salah???
Stres deh….perasaan udah gue cek deh!
Apa yang loe rasakan?
Kesel? Pasti!
Kenapa kalo ada yang salah, semuanya dibebankan sama editor?
Emangnya kita dewa yang gak mungkin salah? Itu manusiawi banget lah…
Sebenernya apa jobdesk editor?
Ngedit naskah, membuat soal, menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional, mencari gambar, menulis materi, periksa layout dan setumpuk pekerjaan yang lainnya.
Kalo ada yang salah gimana?
Udah pasti editor yang disalahkan….(nasib jadi editor begini nih…nelongso tenan).
Tapi itulah pekerjaan yang gue pilih sekarang, walaupun cita-cita jadi penulis belom kesampaian, setidaknya gue ikut berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa (sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat) dengan bekerja di bidang ilmu pendidikan.
Satu ucapan seorang teman yang lumayan menghibur gue : “kita bukannya menghilangkan semua kesalahan, tapi meminimalisasi kesalahan”.
Betul juga yah! Kesalahan datang dari manusia dan kesempurnaan datang dari Tuhan.
Semangat semuanya….!!!!

Label:

Minggu, 11 Mei 2008

Inspired by .....

Cerita "friends forever" diinspirasi dari curhatan temen yang lagi stres ngerjain skripsi (lucita) dan dari pengalaman langsung melihat orang yang kayaknya membutuhkan pendidikan inklusi. Suatu hari di semester 8, saat kita semua stres memikirkan topik apa yang enak dijadiin topik skripsi pas kuliah seminar, seperti biasa...trio Pyo kumpul-kumpul di kantin sastra (mungkin lantaran karena kita bosen sama kantin FISIP) lalu meluncurlah pembicaraan mengenai topik terlarang itu (kita biasa menyebutnya dengan "you know what"). "Kayaknya gue mau bikin tentang pengobatan deh" ucap gue. "Gue kan ngambil spesialisasi kesehatan". "Duh...loe tuh cocok banget sama MU (pembimbing gue)" timpal Lucita.


"Kalo gue mo bikin tentang proses kreatif penulis novel ah...” timpal Bolly, sambil meneguk es teh manis favoritnya. “Wah...asik tuh!! Siape penulisnya? Gue ikutan dong kalo loe mo wawancara Ayu Utami” sambung Lucita. “Gue mau sama **********” sambung Bolly. Gue dan Lucita cuma terdiam, ********** itu siapa ya? kok kita belom pernah denger?. “salah satu penulis teen lit,” Bolly meneguk habis es teh manis favoritnya. Teen Lit? “Apaan tuh?” tanya Lucita lagi. “Adiknya Chic Lit kali lus...” bales gue. Kami sama-sama saling mengangguk, walaupun sebenarnya sama-sama masih bingung. “loe mau tentang apa?” tanya Bolly. Lucita cuma menerawang langit yang mulai gelap karena mendung. “mungkin tentang pendidikan inklusi” kata Lucita sambil meneguk kopi favoritnya. “apaan tuh?” gantian gue dan Bolly yang bertanya. “itu tuh...tentang pendidikan yang menggabungkan antara anak-anak yang normal dengan anak-anak dengan kebutuhan khusus”. Saat itu yang ada di pikiran gue cuma satu, emang ada ya sekolah yang kayak gitu? “ya ada lah...buktinya gue mau bikin skripsi tentang itu” kata Lucita dengan nada rada sewot, karena dia pikir gue meragukan kemampuan otaknya yang memang encer.
“gimana sekolahnya tuh? bukannya cara pengajaran mereka itu berbeda?” tanya gue dengan nada bingung. “itu dia yang menarik...”kata Lucita dengan nada dibuat serius sehingga gue dan Bolly jadi tertarik. “jadi mereka selalu didampingi oleh pengawas. mereka juga diajari untuk beradaptasi lebih dari anak-anak yang normal” Lucita memulai ceramahnya. “oh...gitu...” sekarang gue dan Bolly yang mengangguk, tapi lagi-lagi (jujur) kita berdua masih bingung. Hari itu juga kita mendapatkan tiga topik skripsi untuk tiap orang, yaitu pengobatan, teen lit, dan pendidikan inklusi (dan kami yakin kalo kami bakal lulus dengan topik tersebut!)

Pengalaman berikutnya diperoleh berdasarkan pengamatan langsung. Suatu hari (tepatnya hari sabtu, tanggalnya lupa..) gue berkunjung ke rumah besannya nyokap, alias ke rumah keluarganya kakak ipar gue yang ada di Tanah Abang. Kakak ipar gue punya ponakan, namanya Atilla. Dialah yang jadi sumber inspirasi gue. Ada yang tidak normal dengan penglihatannya, dia tidak bisa melihat secara jelas, tapi dia bisa melihat warna jika didekatkan ke matanya. Sesepengetahuan gue, dia sekolah di sekolah kebutuhan khusus di daerah Lebak Bulus. Tiba-tiba aja gue jadi kepikiran topik skripsi Lucita, pendidikan inklusi, gimana kalo seandainya Atilla sekolah di sekolah inklusi??
Cuma ada satu komentar gue, menarik juga nih kalo dijadiin cerita. Latar belakangnya? berhubung gue gak suka cerita dengan latar belakang kota (tapi masalahnya gue cuma tau lingkungan kota. secara...gue lahir sama gede di kota..), jadilah gue harus berkompromi dengan diri sendiri. Latar belakang kota gak apa-apa, tapi JANGAN terlalu mewah. Kehidupan kota kan juga ada yang miris dan gak semuanya senang-senang. Kehidupan kota Jakarta di pemukiman padat penduduk, dengan tingkat ekonomi menengah kebawah akhirnya jadi latar belakang cerita gue.

So...i finally got some topic for my story...

Tengkyu buat orang-orang yang sudah menjadi inspirasi buat gue. You’re trully inspiring me...

Label:

Sabtu, 10 Mei 2008

friends forever...

Adalah salah satu proyek cerita gue yang belom kelar sampe sekarang (masih dalam proses). Ceritanya tentang persahabatan dua orang anak yaitu Kimi dan Mika (nama Kimi diambil dari nama pembalap F1 favorit gue, Kimi Raikonen, dan Mika, salah satu pembalap F1 lainnya di F1 yaitu Mika Hakinen). Mereka sama-sama anak tunggal di keluarganya masing-masing. Mereka tinggal di tengah kota Jakarta, tepatnya pemukiman padat penduduk yang ada di tengah kota. Pertemanan yang terjalin berawal karena Kimi membela Mika yang diusili oleh anak-anak yang lain. Sejak saat itu mereka berteman hingga mereka besar.
Persahabatan mereka diuji dengan sebuah musibah. Musibah yang kemudian merubah hidup keduanya. Mika tertabrak sebuah mobil hingga matanya cacat. Kimi kemudian merasa bersalah, karena dialah yang meminta Mika untuk mengambil bola yang sedang mereka mainkan. Keadaan menjadi tambah rumit saat Kimi melihat siapa yang menabrak Mika, seorang pejabat daerah yang ternyata berselingkuh dengan ibunya.
Kimi menjadi sosok yang pendiam, selalu merasa bersalah pada Mika, dilain pihak dia harus bersikap pura-pura tidak tahu apa-apa di depan ayahnya. Sementara Mika tetap menjadi anak yang ceria dan bersemangat.
Keadaan menjadi sulit bagi Kimi saat dia tahu bahwa Mika mau melanjutkan sekolahnya lagi. Bukan di sekolah anak-anak berkebutuhan khusus, tapi bercampur dengan anak-anak normal lainnya di sekolah inklusi. Dalam hati Kimi merasa senang sekaligus malu dengan keadaan tersebut. Mika yang semenjak kecelakaan itu menjadi menderita malah menjadi sosok yang sangat bersemangat untuk melanjutkan sekolah, sementara dirinya yang normal malah terpuruk dengan rasa penyesalan terhadap Mika dan rasa marah yang membuncah pada ibunya. Disisi lain dia menentang keputusan Mika untuk sekolah bercampur dengan anak-anak normal alinnya. Kimi menyangsikan kesanggupan Mika untuk dapat melewati semua masalah.
"Kim, gue tau loe khawatir...tapi gak apa-apa kok! Hidup ini udah susah, jangan dibikin jadi tambah susah...gue cuma mau bikin nyokap gue dan almarhum bokap yang ada di surga sana bangga sama anak semata wayangnya" kata Mika dengan mantap.
Sikap Kimi yang berubah menjadi pembangkang dan sulit diatur, konflik dalam keluarganya, perjuangan Mika mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan, dan berbagai masalah lainnya jadi latar belakang cerita ini.

Sahabat adalah dia yang menghampiri, saat semua orang menjauh....

Label:

Jumat, 09 Mei 2008

introduction

salam kenal semuanya...
Akhirnya bisa juga bikin blog di internet. Emang sih rada telat, tapi lebih baik telat kan daripada gak bikin sama sekali (malu-maluin kalo gini hari gak bisa bikin blog, kemana aja neng???). Tengkyu buat temen gue (mas Irman) yang sering nyuruh gue bikin blog (gak sabar buat kasih comment kan lu? hehehe). Blog ini mau diisi apa yah?? curhat tentunya, keluh kesah gue tentang hidup yang gue alami sekarang, berbagai cerita tentang gue atau orang-orang yang ada di sekeliling gue, cerita-cerita yang mau gue tulis jadi buku (amin...), segalanya deh....
let's the stories begin....