Pyo-pyo's blog

Cerita yang ingin aku bagi kepada dunia.

Jumat, 14 Agustus 2009

Sorry We're Closed

Aneh dengan judulnya? Kayak tulisan yang ada di depan pintu sebuah toko yang menandakan kalau toko itu tutup. Yup!! Tujuannya nyaris sama dengan itu. Ini adalah postingan terakhir saya di blog ini. Rencananya saya bakal pindah blog, masih pake blogspot kok, tapi namanya aja yang berubah.


Blog ini dibuat dengan bantuan seorang teman yaitu Mannthea, Tengkyu ya mas Tapi berhubung saya tidak bisa mengembalikannya seperti semula, saya kemudian memutuskan untuk membuat yang baru.


Ada banyak hal yang saya tulis dalam blog ini. Kebanyakan memang berisi curhat, apa yang saya rasakan, apa yang saya pikirkan, dan apa yang saya lakukan. Lihat saja isinya, ada curhat saya waktu diomelin sama chief editor karena melakukan sebuah kesalahan. Oke saya terima, dan itu memang salah saya yang kurang teliti, tapi caranya marah itu loh yang bikin saya ilfeel. Dia marah-marah sambil mengungkit-ungkit masa lalu. Jelas itu sama sekali tidak ada hubungannya, dan saya tidak suka dengan caranya itu. Kalau boleh saya mencela mantan bos saya itu ”Gak mikir apa dia?!”. Saya malah akan lebih respect lagi kalau seandainya dia bicara baik-baik, dengan cara itu saya (mungkin) akan merasa bersalah (hehehe...), tapi dengan caranya itu saya bukannya merasa bersalah dan berniat memperbaikinya, tapi malah berpikir ”Emangnya gua dewa? Sampe-sampe gak boleh melakukan kesalahan?”. Sejak saat itu, rasa hormat saya ke dia benar-benar hilang.


Curhat lainnya berisi kegiatan waktu saya dan teman-teman yang ada dalam ruangan editorial IPS mengadakan acara tukar meja. Intinya memang suma buat seru-seruan doang. Semua dilakukan dengan sistem undian. Saya ingat benar, ada kursi-kursi yang jadi incaran semua orang, yaitu kursinya Nurul dan kursinya Bagus. Tempatnya yang tersembunyi membuat kita terlindungi dari apapun (wakakak....untungnya saya pernah merasakan kedua kursi tersebut). Selain itu juga ada kursi-kursi yang dihindari oleh kebanyakan orang yaitu kursi Mas Irman (yang terletak persis di depan pintu masuk, gak heran lu sering tidur di kursi orang ya mas...) dan kursi Mas Bayu (sebelahan sama kursinya Mas Irman, posisinya sama-sama gak enak, sebrang-sebrangan sama koordinator IPS lagi. Wakakakak...apa hal itu juga masih loe alami mas?). Ide ini baru ada di divisi IPS, divisi lain gak ada (nyombong dikit), habis saya merasa divisi IPS itu kompak satu sama lain, apalagi kalau urusannya senang-senang, dan urusan melanggar aturan kantor. Yeiiiii...!!! We like breaking the rules...!!


Ada lagi cerita yang isinya tentang impian masa kecil, impian saya yang pengen jadi dokter, presiden, sekjen PBB, arsitek, ataupun guru. Yah... namanya juga impian masa kecil, semenjak SMA impian saya punya sebuah cita-cita dan pelan-pelan saya coba melaksanakannya. Saya mau jadi penulis, karena saya ngefans berat sama JK. Rowling dan Andrea Hirata. Tapi kalau ditanya cita-cita saya sekarang apa? Saya dengan jelas saya akan bilang bahwa jadi penulis adalah tujuan hidup saya nomor 4. Tujuan hidup yang pertama adalah masuk surga, yang kedua adalah mendapatkan suami yang ganteng, keren, tajir, dan pinter, yang ketiga adalah jadi PNS di Depbudpar, dan yang keempat adalah jadi penulis ngetop (Haduh...kesampean gak ya? Amin...hihihi...)


Cerita lainnya adalah tentang cinta. Ya...waktu itu saya lagi semangat ngomongin topik yang satu itu, tapi kalau sekarang saya lebih memikirkan topik yang lainnya aja deh... Ada juga tentang pekerjaan, gimana sebelnya saya waktu harus masuk sabtu dan minggu demi proyek yang menurut saya bukunya aneh (hahaha...kok tulisan yang terakhir ini kok banyakan nyelanya yah? Gak apa-apa deh...)


Cerita yang menurut saya cukup mengharukan waktu menulisnya adalah ketika menulis entry yang judulnya ”My Last Day in Ganeca”, sesebal-sebalnya saya pada tempat kerja saya terdahulu, tapi sampai sekarang saya bisa dengan bangga mengatakan bahwa mereka (teman-teman di divisi IPS) adalah rekan-rekan kerja yang paling baik yang pernah bekerja sama dengan saya, mungkin karena usia kami yang memang tidak terlalu terpaut jauh (kecuali Bagus, tapi ternyata dia bisa nyambung juga. Hihihi...), kami juga cukup kompak dengan melakukan banyak ide bersama seperti tukar meja, permen bergilir, tour to Dufan, hari makan padang, hari makan bakso, ataupun hari makan J-Co. Percaya deh (lagi-lagi saya mau nyombong) divisi lain tuh gak seasik divisi kami. Wakakak...


Bagi yang mau liat blog ini masih bisa kok, hanya saja semua postingan baru nantinya akan berubah ke blog yang baru.


Nama blog saya adalah riepyo-mystories.blogspot.com.


Silahkan berkunjung, masih dalam proses pembuatan sih, semoga bisa cepet selesai (sekalian belajar ngutak-atik blog versi saya sendiri)

Goodbye, Adios, sayonara...

Label:

Kamis, 23 Juli 2009

Review

Hai blog!!!

How are you?

Ternyata udah lama juga saya gak pernah nulis di blog tersayang saya ini. Sebenernya ide ada banyak di kepala, cuma buat merealisasikannya ternyata susah (ah, ngeles aja kayak bajaj…).

Let’s see…, bangun tidur saya masih harus beberes plus nyapu rumah sebelum berangkat kerja, pulang kerja masih harus nyuci baju (maklum gak punya pembokat. Lah…kenapa jadi curhat gini sih?), belum lagi acara main sama ponakan (Zidane dan Zahri) yang kalo saya pulang kerja selalu deh minta gambarin kereta (maklum, Zidane lagi doyan banget sama segala sesuatu yang berhubungan dengan kartun kereta Thomas). Hasilnya, badan saya udah keburu capek dan gak bisa nulis lagi. Sebenernya gak cuma itu sih masalahnya, komputer rumah juga lagi bermasalah. Kayaknya sih kena virus yang datengnya entah dari mana, dan kayaknya minta diservice.

Sekarang mari kita review apa aja yang sudah saya alami belakangan (ini gunanya blog kan? Berbagi cerita sama orang lain…)

1. Boediono --> Budi Anduk --> Emirsyah Sattar
Sekarang saya sedang menangani buku biografi yang membahas mengenai Emir Sattar. Tau Emirsyah Sattar itu siapa? Dia adalah Direktur Utama Garuda Indonesia (buat yang gak tau, gak apa-apa kok, lah wong saya aja baru tau belakangan...). Buku-buku yang sebelumnya terpaksa ditunda sampai batas waktu yang saya sendiri tidak tahu (berdasarkan apa yang diucapkan sama bos saya lho...)

2. Marina Lia Safitri
Dia adalah salah satu teman kuliah seangkatan saya di Antropologi Fisip UI. Hari Sabtu tanggal 18 Juli lalu, saya mendapatkan kabar yang mengagetkan berkaitan dengannya. Dia meninggal. Saya shock!! Bagaimana mungkin? Beberapa hari sebelumnya dia pernah menelepon saya, tapi tidak sempat saya angkat. Saya kira cuma mau say hello aja karena udah lama gak ketemu, dan mungkin apa yang ingin dikatakannya tidak akan pernah saya tau. Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik untukmu teman ...

3. Indosat M2
Kakak saya yang nomer 2 baru saja membeli modem untuk internet, dengan sim card Indosat M2 kami bisa internetan dari rumah sepuasnya (Hore...!!! Gak perlu pergi ke warnet lagi deh!!). Lagi seneng-senengnya bisa ngenet di rumah, ternyata komputer rumah gak bisa diajak kerjasama. Tiba-tiba (sebenernya gak tiba-tiba juga sih, komputer rumah sudah menunjukkan tanda-tanda kalo dia ngadat sejak lama) komputer rumah jadi sering restart sendiri. Alhasil semuanya jadi kacau (masih ditambah sama tukang reparasi komputer langganan yang biasanya gak bisa dihubungi). How could this happen?!

4. Wisata menulis 2009-07
Dua minggu yang lalu tempat saya bekerja mengadakan acara Wisata Menulis 2009 dengan peserta anak-anak SD-SMP dengan jumlah peserta sekitar 30 orang. Lumayan lah... saya jadi tau hanggar maintenace milik Garuda Indonesia satu-satunya yang ada di indonesia (katanya tidak semua orang punya akses untuk mengunjunginya, kecuali punya kenalan ”orang dalam”), sisanya saya sudah pernah semua.

5. http://storiesofme-rie.blogspot.com --> twitter.com/riepyo
Inilah repotnya jadi orang yang gaptek soal teknologi. Niat awalnya sih saya mau coba memperbagus tampilan blog saya dengan googling template buat blog saya. Saat sudah merasa cocok dengan salah satu template dan mau menggunakannya secara permanen, saya kemudian mengklik salah satu templatenya. Tapi yang terjadi blog saya kemudian bermasalah. Tampilannya tidak seperti yang saya harapkan. Bukan hanya templatenya yang gak mau berubah, tapi juga menghilangkan beberapa item di blog saya, seperti plurk, shoutmix, statcounter, dan daftar nama blog teman-teman yang sudah saya link sebelumnya (sampe sekarang saya masih berjuang untuk mengembalikannya seperti semula). Beberapa hari yang lalu saya juga baru membuat account baru di situs jejaring twitter (Buset dah!! Basi amat yak? Tapi kayaknya twitter gak booming (pinjem istilahnya Bolly) deh di Indonesia). Setelah mencoba klak-klik icon yang ada di twitter, akhirnya account saya adalah riepyo (gabungan dari rie, nama blog saya, dan pyo, panggilan saya dari teman-teman terdekat). Di add ya!!!

Itulah update kabar tentang saya. Here I am. Still looking for the best in my life, may God bless me always. Amin…

Label:

Rabu, 03 Juni 2009

Jomblo

Salah seorang teman saya, yang memang suka sekali menulis dan punya pekerjaan sebagai penulis skenario, meminta saya mengomentari novel yang baru saja dibuatnya. Tebalnya ada 100 halaman dengan spasi single, jika dijadikan spasi double maka akan jadi 150 halaman. Sebelum mengirimkannya ke penerbit, dia selalu meminta teman-teman mengomentari novelnya. Judul novelnya adalah JP, singkatan dari Jomblo Perak.

Sebelumnya saya sudah pernah mengomentari novel teman saya sebelumnya, kalau tidak salah judulnya Diva, dan dia langsung marah setelah saya selesai mengomentarinya. Mungkin saat itu dia berpikir “Loe gak tau sih rasanya bikin ini, susah tau…” rutuknya. Salah seorang teman saya yang lainnya bilang “Loe tuh salah Pyo (panggilan dari teman-teman terdekat saya), jangan terlalu to the point gitu dong. …”. Duh…itu kebiasaan saya yang susah diilangin. Saya paling susah kalo disuruh basa-basi, takutnya nanti basi beneran (nasi kaleee…)

Sebenernya saya juga sering sekali mengomentari cerpen buatannya, dan kebanyakan komentarnya sama. Saking seringnya saya memberi komentar “pedas”, akhirnya dia jadi kebal dan selalu meminta saya untuk mengomentari tulisannya (hehehe…maap ya, kan semuanya juga buat kebaikan loe?). Lantas kenapa dia masih saja meminta saya mengomentari novelnya? Alasannya karena pekerjaan saya adalah sebagai editor. Walaupun saya sering mengomentari jelek mengenai tulisannya, tapi dia menganggap saya teliti dan memikirkan sampai ke detail. Tidak cuma alur ceritanya, tapi juga tulisannya. Salah seorang teman saya yang lainnya beranggapan bahwa apa yang saya lakukan terhadap novel teman saya ini seperti meniru apa yang pernah dosen pembimbing saya lakukan pada saat menyusun skripsi. PS: dosen pembimbing saya itu termasuk “killer”, teliti, dan detail (wah…kalau yang itu sih saya tidak tau).

Ngomong-ngomong soal novelnya yang berjudul Jomblo Perak, saya langsung tau dari mana inspirasi novel itu berasal. Lantas saya jadi terpikir kalau biasanya saya mendengar curhatannya, sekarang saya seperti membaca curhatannya. Baru satu bab saya membacanya saya langsung menyadarinya dan mengkonfirmasinya langsung. Awalnya dia memang tidak mau jujur, tapi akhirnya dia ngaku juga. Dan tebakan saya benar, walaupun itu bukan murni curhatannya, “inspired by” katanya. Tapi entah kenapa ada kejadian-kejadian yang sepertinya memang terjadi di kehidupan nyata dan dituliskan di dalam novel.

Mari kita bahas mengenai novelnya. Jujur, saya sendiri baru kenal istilah Jomblo Perak setelah membaca novel teman saya itu. Sebelumnya saya tidak pernah mendengar istilah itu. Bagi perempuan, usia 25 memang termasuk usia kritis. Orang-orang di sekitar kita sudah mulai bertanya “Sudah punya pacar belum? Kapan nyusul menikah?”. Jenis pertanyaan yang menurut saya membosankan dan malas rasanya untuk menjawabnya. Kenapa? Untuk saya sendiri, saya baru lulus kuliah pada usia 22 tahun, dan sekarang sedang sibuk mengumpulkan uang. Untuk apa? Ya...untuk masa depan lah... Masih banyak hal yang ingin saya lakukan di usia saya yang sekarang. Saya masih ingin berteman dengan siapa saja, bermain kemana saja yang saya mau tanpa perlu izin dengan orang lain (kecuali orang tua saya), saya masih ingin membahagiakan orang tua saya, masih ingin kumpul-kumpul dengan teman sampai sore dan ketawa-ketiwi gak jelas juntrungannya. Saya masih pengen melanjutkan kuliah, pergi keliling dunia dan Indonesia melihat tempat-tempat baru yang menarik, masih pengen nonton Liverpool di Anfield, pokoknya masih banyak hal lainnya.

Keluarga saya sendiri, terutama ibu saya, tidak mempermasalahkan mengenai hal tersebut. Setidaknya tidak secara terang-terangan dan secara langsung. Mungkin karena ibu saya adalah tipikal orang Jawa yang sering merasa tidak enak dengan orang lain, termasuk mungkin pada anaknya. Cuma memang sejak dua tahun yang lalu ada yang berbeda dengan ucapan selamat ulang tahun yang diucapkan oleh ibu saya. Dulu doanya begitu panjang, tapi makin kesini doanya jadi makin singkat. Pada saat saya kuliah, ibu saya selalu mendoakan supaya kuliah dan skripsi saya cepat kelar, dan cepat mendapat pekerjaan yang baik. Setelah saya bekerja, ibu saya hanya mendoakan supaya saya cepat mendapatkan jodoh yang terbaik (Duh, Mih...kenapa doanya cuma itu sih?). Ibu saya juga bukan termasuk ibu yang sering mengojok-ojok anaknya untuk buru-buru menikah (saya agak sedikit tenang karena saya masih punya seorang kakak yang juga belum menikah. Hehehe...). Ada yang bilang kalau saya ini masih anak-anak hanya karena gaya saya yang suka sekali bercanda dan cuwawa’an, jadi masih pengen senang-senang. Ih, saya agak kesal saat dibilang masih anak-anak. Tapi masa bodo ah... itu kan pendapat orang, bukan hak saya mengatur pendapat orang. Seorang teman yang lainnya malah berpendapat bahwa saya malah seharusnya menikah terlebih dahulu, baru kemudian mengejar karir. Katanya saya tipe orang yang perlu banyak bimbingan, salah satunya dari suami. Duh...saya jadi pusing mendengarnya. Satu hal yang pasti, kalau saya menikah nanti saya tidak mau mengandalkan seluruh hidup saya pada suami saya nanti.

Akhirnya saya memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada Allah. Tidak usah terlalu bernafsu mencari, kalau sudah waktunya toh dia juga akan datang dengan sendirinya. Setiap selesai sholat saya berdoa, ”Ya Allah, semoga kau pertemukan aku dengan jodoh terbaikku, di manapun dia berada sekarang...”

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang membahas mengenai pernikahan, yang isinya ”Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu. Agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu”

Romantis sekaligus dalam sekali maknanya bukan? Saya kemudian berpikir, ”Bukankah Allah sudah menentukan jodoh dari tiap orang?”. Saya hanya perlu berusaha, dan menyerahkan sisanya pada Allah.

Tiba-tiba saya jadi ingin sekai menyanyikan lagunya Oppie yang judulnya Single Happy. Buat semua orang yang masih single, jangan sedih. Masih banyak hal yang bisa dilakukan. Buat Oppie, makasih udah nyiptain lagu ini. It’s really cool...;-P

Single Happy, By: Oppie Andaresta

Mereka bilang aku pemilih dan kesepian
Terlalu keras menjalani hidup
Beribu nasehat dan petuah yang diberikan
Berharap hidupku bahagia

Aku baik-baik saja
Menikmati hidup yang aku punya
Hidupku sangat sempurna
I’m single and very happy

Mengejar mimpi-mimpi indah
Bebas lakukan yang aku suka
Berteman dengan siapa saja
I’m single and very happy

Mereka bilang sudah saatnya karena usia
Untuk mencari sang kekasih hati
Tapi ku yakin akan datang pasangan jiwaku
Pada waktu dan cara yang indah
I’m single and very happy

Waktu terus berjalan
Tak bisa ku hentikan
Ku inginkan yang terbaik untukku

Label:

Jilbab



Belakangan isu mengenai jilbab marak beredar di masyarakat. Salah satu kasus yang sedang hangat dibicarakan berkaitan dengan pemilihan presiden tanggal 8 Juli besok. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 3 pasang calon presiden dan wakil presiden yang berlaga kali ini. Mereka adalah Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, serta Jusuf Kalla dan Wiranto. Saking sengitnya persaingan yang terjadi di antara keduanya, isu mengenai agamapun akhirnya dimunculkan ke permukaan. Isu ini diduga dimunculkan oleh PKS. Mereka mengagumi pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto yang memiliki istri yang menggunakan jilbab. Lalu? Kalau tidak dikatakan di depan publik tentu saja tidak aneh, tapi saat hal ini dikatakan di depan publik, tentu saja aneh. PKS termasuk partai-partai yang mendukung pasangan SBY-Boediono. Logikanya, kalau mereka mendukung pasangan SBY-Boediono, kenapa mereka malah mengatakan hal tersebut? Kalau hanya karena istri Jusuf Kalla dan Wiranto menggunakan jilbab, menurut saya alasannya sangat aneh. Jujur, pada pemilu legislatif kemarin saya mencontreng PKS, begitu juga pada pemilihan gubenur DKI terakhir. Alasannya? Karena saya belum pernah mendengar ada anggota dewan dari PKS yang terlibat kasus korupsi, penyakit yang sering sekali dialami oleh anggota dewan legislatif. Tapi pada saat SBY akan memilih calon pendampingnya, ribut-ribut dimulai, seperti ada perebutan kekuasaan dan PKS adalah salah satu pihak yang ikut ribut. Ah…hancur deh pandangan positif saya mengenai PKS. Terlebih lagi saat isu mengenai jilbab itu muncul, kok saya jadi kurang simpati lagi ya?

Bagi saya, beragama itu merupakan kebebasan yang dimiliki oleh tiap orang. Negara bahkan menjaminnya dalam UUD 1945 pasal 29. Begitu juga dengan menggunakan jilbab. Agama Islam memang mengajarkan agar seorang wanita selayaknya menutup bagian yang termasuk aurat, kecuali telapak tangan dan wajah. Saya sendiri juga baru menggunakan jilbab sejak lebaran tahun lalu. Walaupun saya sudah tau kewajiban itu sejak dulu, tapi kesadaran untuk menggunakannya baru muncul belakangan. Dulu saya berpikir kalau saya akan memperbaiki perilaku diri saya dulu sebelum akhirnya menggunakan jilbab. Takutnya saat saya sudah menggunakan jilbab, tapi ternyata kelakukan saya masih malu-maluin. Saat itu saya berpikir, ”saya memang tidak menggunakan jilbab, tapi setidaknya saya tidak melakukan hal yang dilarang oleh agama”. Sampai akhirnya saat itu datang juga. Salah seorang teman saya pernah bercerita bahwa di akhirat nanti, semua dosa manusia itu akan dihitung. Tidak ada manusia yang akan langsung masuk ke surga, walaupun jumlah kebaikkannya banyak sekali. Mendengar hal itu saya jadi takut, rasanya dosa saya sudah kelewat banyak. Sementara kebaikan yang sudah saya lakukan? Entahlah…

Sebelum saya menggunakan jilbab, saya banyak bergaul dengan teman-teman saya yang sudah menggunakan jilbab sebelumnya. Pergaulan inilah yang kemudian ikut mendorong saya menggunakan jilbab. Saya rasa kalau kita ikhlas terhadap suatu hal maka kita akan melakukan hal tersebut dengan hati senang, dan mungkin itulah yang saya rasakan sekarang.

Lalu apa kesimpulannya? Saya kok lebih suka kalau kewajiban memakai jilbab itu didasarkan karena keinginan sendiri, bukan Karena paksaan dari orang lain. Kesadaran itupun harus muncul karena rasa takwa pada Allah, bukan karena takut dukungan dari manusia lain akan hilang kalau tidak dituruti. Bukankah Allah adalah pemilik dari segala hal yang ada di dunia ini? Lantas kenapa kita masih bergantung pada manusia?

Label:

Kamis, 14 Mei 2009

Hape 3G




Kemajuan teknologi yang semakin tinggi di bidang komunikasi membuat kita bisa berbicara memalui telepon sambil melihat wajah orang yang diajak berbicara di ujung telepon beberapa waktu yang lalu melalui teknologi 3G. Sekarang teknologi handphone malah lebih pesat lagi, dan yang lagi tren sekarang adalah Blackberry.

Ngomong-ngomong soal handphone 3G, saya sempat punya handphone 3G. Mereknya adalah Siemens tipe M35i. Heran? Gak perlu, lha wong handphone 3G yang saya maksud adalah 3 generasi, bukan seperti yang saya bilang sebelumnya. Maksudnya 3 Generasi adalah saya adalah generasi ketiga yang memakai handphone itu setelah kakak saya yang nomer satu dan kakak saya yang nomer dua. Oalah…jadi hapenya lungsuran? Ya gitu deh…hehehe…

Fiturnya amat sangat sederhana, layarnya masih monokrom, cuma muat menampung 30 sms di inboxnya, ringtonenya monofonik, belum lagi phonebooknya yang cuma 100 doang. Pokoknya bener-bener standar banget deh.

Ceritanya kakak saya yang nomer satu membeli Siemens A55, setelah dia membeli yang baru, lalu si M35i itu dipake sama kakak saya yang nomer dua. Waktu itu saya merasa belum terlalu butuh punya hape, walaupun sebenernya pengen banget punya. Habis, kalo punya hape kan artinya harus beli pulsa, sementara uang jajan harian saya gak cukup. Waktu kakak saya yang nomer dua memutuskan untuk mengganti hapenya dengan Sony Ericsson K300i, si M35i dihibahkan pada saya. Makanya saya bisa bilang kalo hape yang saya punya itu bener-bener 3G alias 3 Generasi.

Si Merah, begitu saya menyebutnya karena memang warnanya yang merah, sudah tidak bisa dipakai lagi gara-gara rusak. Masa baktinya sudah habis dan dia harus pensiun menemani saya. Padahal saya suka sekali sama Si Merah. Daya tahannya paling kuat dibandingkan dengan hape merek lainnya, walaupun bentuk dan fiturnya standar. Kalau mau pake Si Merah, saya kudu ekstra sabar. Si Merah gak punya kursor naik ataupun turun, yang ada mundur ke belakang perhuruf dan kita cuma bisa nulis satu SMS doang. Kebayang dong gimana rasanya kalau mau nulis SMS? Sabaaaarrrrrr….. Si Merah itu sekarang rusak karena baterainya menggembung dan soak, jadi harus dichas tiap saat. Kalau diperbaiki biayanya bisa jadi lebih mahal daripada harga Si Merah kalau dijual. Makanya, sekarang Si Merah cuma bisa ngejogrok di meja belajar saya.

Sekarang saya pake Sony Ericsson K300i milik kakak saya yang nomer dua, karena dia sudah membeli Nokia 3230. K300i itu juga belakangan juga mulai ngadat. Dimulai dengan keypadnya yang susah buat dipencet plus joystiknya yang gerak seenak udelnya dewek! Sebagai contoh, kalau saya mau membalas SMS, yang kepencet malah tombol untuk menelepon, dan hal itu gak cuma terjadi satu kali, tapi sering!

Ternyata dari hape saya bisa belajar sabar, tapi sabar saya juga ada batasnya. Kayaknya saya kudu beli hape yang bener-bener baru deh. Enaknya model apa ya?

PS: aslinya hape saya berwarna merah, bukan kuning. Lantaran gak ada yang warna merah, yang warna kuning juga gak apa-apa deh...

Label:

Rabu, 13 Mei 2009

Football

Perempuan suka sepak bola aneh? Ah..gak juga, jaman sekarang mah sah-sah aja perempuan suka sama permainan yang kebanyakan dilakukan oleh laki-laki ini, walaupun kebanyakan masih sebatas menonton. Eh, tapi ada juga lho Piala Dunia sepak bola khusus perempuan, cuma sayangnya jarang diliput sama media massa.

Saya sendiri mulai menyukai sepak bola sejak kelas 2 SMA, lebih tepatnya pada saat pelaksanaan Piala Dunia 1998 di Prancis. Awal mulanya sih karena tersepona (eh, terpesona) dengan kegantengan dari David Beckham (wajar banget ya bo’ alesan saya kali ini, abis emang cewek kan biasanya pasti gitu), tapi lama kelamaan saya benar-benar menyukai sepak bola.

Apa cuma ngefans sama David Beckham? Ya enggak donk! Saya kemudian jatuh hati sama Michael Owen. Kenapa? Gaya mainnya waktu Inggris bermain melawan Argentina keren banget (Ps: saat itu saya masih belum ngerti aturan main sepak bola, yang penting mah dia bikin gol), walaupun akhirnya Inggris kalah 6-5 dari Argentina.

Sejak saat itu saya langsung mencari tahu, Michael Owen mainnya di klub apa ya? Dan jawabannya adalah Liverpool. Mulai dari situ deh saya ngefans berat sama Liverpool. Saya suka semua pemainnya, pelatihnya, sejarah klubnya, bahkan tagline Liverpool yang bunyinya “You’ll Never Walk Alone”. Saya juga punya wallpaper Liverpool di hape saya yang selalu saya pasang kalo lagi ada pertandingan Liverpool di televisi sebagai tanda dukungan saya terhadap Liverpool. Walaupun Michael Owen akhirnya pindah ke Real Madrid, saya tetap suka Liverpool.

Sekarang saya ngefans berat sama Steven Gerrard, kapten Liverpool. Mainnya bagus, komentator bola selalu bilang dia adalah roh permainan Liverpool, pengatur serangan, dan pemimpin di lapangan. Btw, saya jadi inget kejadian waktu saya masih sekolah, saya sering diomelin sama nyokap karena nonton pertandingan sepak bola tengah malem (apalagi kalo lagi nonton Liga Champions), sementara besok paginya saya harus sekolah. Setelah kuliah dan ada televisi di kamar, saya udah gak pernah diomelin lagi. Ya iya lah…udah gede kaleee…hehehe…

Tim favorit saya selain Liverpool? Ya Tim Nasional donk! Walaupun kondisinya lagi carut-marut seperti sekarang, walaupun diomelin sama FIFA lantaran ketua umumnya adalah narapidana, walaupun kalau habis bertanding dan kalah selalu rusuh, saya tetap cinta sama tim nasional sepak bola Indonesia.

Sayangnya saya belum pernah nonton langsung pertandingan sepak bola di stadion, paling-paling hanya dari televisi, makanya dari dulu sampai sekarang ada beberapa pertanyaan yang penasaran banget pengin saya tau jawabannya.
1. Kenapa pemain sepak bola di Liga Inggris jarang ada yang punya rambut gondrong? Ini beda dengan pemain sepak bola di Liga Italia ataupun Liga Spanyol.
2. Kalau salah satu tim sedang ditekan habis-habisan oleh tim lawan, kira-kira apa yang dilakukan oleh kiper dari tim yang menekan di depan gawangnya sendiri?
3. Para pemain di Liga Eropa kan biasanya berasal dari berbagai negara, kira-kira kalau mereka kesal lalu adu mulut, mereka marah pake bahasa apa ya?
4. Dalam tiap babak, para pemain bermain selama 45 menit. Mereka berlari kesana-kemari mengejar bola. Pertanyaannya: apa mereka gak haus? Trus kalo tiba-tiba mereka kebelet mau ke belakang gimana?
5. Apa rasanya jatuh di lapangan sepak bola? Apa badan mereka gak sakit? Ada training khusus mungkin? Mungkin gak ya setelah mereka main di lapangan, badan mereka semua biru-biru karena memar?
6. Kalo pemain Liga Eropa, selain main sepak bola mereka juga nyambi jadi model, kalo pemain Indonesia nyambi jadi apa ya?

Udah ah…kalo saya lanjutin bakal ada banyak pertanyaan lagi yang bakal muncul di kepala saya, sementara saya sendiri belum tau jawabannya. Sekarang ini saya hanya perlu menonton pertandingan dan menikmatinya sambil tetep cari informasi mengenai berbagai pertanyaan yang suka nongol tiba-tiba di kepala saya.

Syukur-syukur kalo pemainnya ganteng-ganteng (kalo niat yang ini sih gak bisa dicegah), jadi kalo permainannya membosankan setidaknya ada pemain-pemain ganteng yang bisa dipelototin.

Label:

Selasa, 12 Mei 2009

Tolooooonggg...

Salah seorang teman saya pernah bercerita pada saya suatu hari, “Waktu itu gue lagi mau main ke rumah temen gue, Rie. Sebelomnya gue mampir dulu ke pom bensin mau ngisi. Dari kantor gue yakin gue punya duit sepuluh ribu di kantong celana. Cukuplah buat isi bensin sampe rumah temen gue. Setelah diisi, waktu gue mau bayar, gue kaget!! Duit yang ada di kantong celana gue mana ya? Kok tiba-tiba gak ada? Gue panik, gimana nih? Tengki motor gue udah keburu diisi lagi!! Akhirnya gue telepon temen gue itu, tapi nomernya gak bisa dihubungi”.

“Loe telepon rumahnya dong!” ucap saya memotong cerita teman saya itu.

“Gue gak punya pulsa buat telepon, cuma ada pulsa gratisan buat ke sesama operator doang”.

Sampai di sini saya lalu berpikir, apa yang akan saya lakukan ya kalau saya sampai ada di posisinya pada saat itu?.

“Akhirnya gue telepon adeknya temen gue yang nomer teleponnya masih satu operator. Untungnya berhasil diangkat, terus gue minta tolong. Akhirnya dia dateng buat bantuin gue. Lega banget rasanya” ujar teman saya itu.

Saya pun ikut lega mendengarnya.

“Loe tau gak Rie, setelah selesai dan gue rogoh kantong celana gue, ternyata duit itu ada!!”.

Saya melongo “Loh kok bisa?”.

“Tadi tuh gue keburu panik, jadi gak sadar kalo duitnya nyelip di lipetan kantong. Padahal tadinya gue mau ngegadein hape gue ini sama yang jaga SPBU, tapi gak jadi”.

Saya memukul bahu teman saya itu “Loe gimana sih? Kok bisa sampe gitu?” omel saya.

“Namanya juga orang panik Rie, mana gue tau?”.

“Mbok lain kali tuh hati-hati kenapa sih?” saya kemudian mengomeli teman saya itu panjang lebar, sampai kemudian…

”Gue jadi mikir Rie, ini baru di dunia, saat loe masih bisa minta tolong sama orang lain, tapi gimana kalo di akhirat?”

omelan saya langsung terhenti saat itu juga

“Loe mo minta tolong sama siapa coba?”

Saya benar-benar terdiam, ucapannya seperti menohok saya dengan kerasnya. Saya sama sekali tidak terpikir ke arah sana.

“Trus gue jadi mikir Rie, apa bekal gue udah cukup? Berapa banyak kebaikan yang udah gue lakuin di dunia selama gue hidup? Apa jumlahnya sama dengan kesalahan yang gue bikin? Ato mungkin lebih sedikit mungkin?” ujar teman saya dengan nada serius.

“Wah gue gak tau, tapi yang pasti kesalahan yang loe lakukan emang tambah banyak, soalnya loe sering banget ngerjain gue!” ledek saya sambil mencoba melucu.

Teman saya itu tertawa ”Ngerjain elu mah gak salah Rie, lagipula akhirnya elo malah dapet pahala dari ledekan gue. Iya kan?” balas teman saya itu.

“Sialan!!”.

Percakapan kali itu diakhiri dengan tawa dan saling ledek satu sama lain. Hari itu saya mendapat pelajaran berharga “Apa saya sudah punya cukup bekal untuk kehidupan selanjutnya?”.

Sekarang, beberapa bulan dari kejadian itu, bude saya, kakak dari ayah saya, meninggal karena sakit stroke. Percakapan dengan teman saya itu kembali terlintas di kepala saya. Apa yang bude saya rasakan pada saat waktunya benar-benar habis dan malaikat maut menjemputnya? Apa dia merasa sudah memiliki bekal yang cukup? Hanya dia dan Tuhan yang tau semuanya.

Layaknya seorang ibu yang selalu menyiapkan bekal untuk anaknya saat akan berangkat sekolah, setelah dewasa, kita sendiri yang harus menyiapkan bekal itu sendiri.

PS: saya baru sadar tentang satu hal soal teman saya itu setelah sekian lama, LOE TELEPON TEMEN LOE DARI SPBU? ITU DILARANG TAU!!! DASAR GEBLEK!!!

Label: