Pyo-pyo's blog

Cerita yang ingin aku bagi kepada dunia.

Jumat, 04 Juli 2008

Elegi Sang Guru

Hari ini gue punya kewajiban buat menyelesaikan naskah yang udah dikasih ke gue dari kemarin. Tugasnya adalah mengecek gambar, apakah ada gambar yang bertentangan dengan masalah SARA atau tidak, mengecek tulisan, apakah ada tulisan yang gak sopan dan gak pantes untuk dibaca, dan mengomentari jalan ceritanya.


Ada satu buku yang judulnya “Elegi Sang Guru” yang menurut gue ceritanya aneh banget. Gimana gak aneh? Itu buku niatnya mau dibaca sama anak sekolah tingkat SD-SMP, tapi kenapa pas gue baca, gue serasa baca naskah skenario buat sinetron?


Cerita diawali dengan sebuah cerita yang ngebahas tentang seorang guru yang tertangkap di sebuah diskotik sambil membawa obat-obatan terlarang. Selain itu, guru tersebut tertangkap dengan seorang murid SMP tempat dia mengajar. Sekolah tempat dia mengajar kemudian heboh tentang berita penangkapan tersebut, terlebih lagi guru yang ditangkap adalah seorang guru teladan dan memiliki karir yang menjanjikan. Cerita jadi tambah heboh karena ternyata inisial murid perempuan yang tertangkap dengan guru tersebut sama dengan nama salah satu murid perempuan yang pernah menyatakan cintanya pada guru tersebut (ceritanya dah mulai aneh). Murid perempuan itu kemudian jadian sama salah seorang teman laki-laki sepantarannya. Tujuannya cuma satu yaitu membuat sang guru cemburu. Disinilah kemudian ceritanya bener-bener jadi aneh, ternyata si guru bener-bener cemburu karena ternyata dia jatuh cinta sama muridnya sendiri. Mereka akhirnya menjalin cinta (dengan kata lain selingkuh), murid perempuannya itu kemudian putus dengan pacarnya dan pacaran dengan gurunya. Cerita berlanjut sampai beberapa tahun kemudian sampai murid perempuannya kuliah. Sampe disini gue mikir, ini cerita buat anak sekolahan atau skenario sinetron? Dimana nilai-nilai yang bisa dipelajari oleh anak sekolah dari cerita itu? Apalagi di cerita itu ada banyak bahasa romantis, yang menurut gue kayaknya belom pantes didenger sama anak sekolahan. Di akhir cerita, si guru tersebut akhirnya berpisah dengan murid perempuan itu dengan alasan ekonomi dan prinsip (alasan yang aneh dan dibuat-buat).

Akhirnya gue bilang sama koordinator gue, Mas Kausar, “Mas, kayaknya cerita ini gak pantes buat dibaca sama anak SD sama SMP deh..!”. “Kenapa?” tanya Mas Kausar, akhirnya gue ceritain semuanya..bla..bla..bla..bla..


Gue dah memberikan penilaian menurut gue, keputusan akhirnya bukan di tangan gue. Terserah akhirnya kalo cerita itu tetep dicetak (gue gak tanggung jawab ah..).


Jadi...pantaskah cerita tentang seorang guru yang jatuh cinta dengan muridnya dibaca oleh anak SD-SMP?

Label:

4 Komentar:

Blogger VuturistiX mengatakan...

coba aja lo tawarin naskahnya sama produser sinetron siapa tau ada yang tertarik buat dijadiin sinetron? ...

4 Juli 2008 pukul 13.23  
Blogger AryaNst mengatakan...

Lah, lu nulis kayak beginian... Murid SMP pacaran ama gurunya... Gimana gua mau komen bener?

Coba tuh komen gua di entry lu yang sebelum ini, normal dan lurus, huehehe...

Btw, enak aja lu mau lari dari tanggung jawab :P Lu punya tanggung jawab moral Rie. Ketahuilah, kalau sampai ada anak SD/SMP yang terjerumus ke lembah nista gara-gara baca buku ini, itu pun akan menjadi tanggung jawab lu! Huahahaahahahhaaha!

4 Juli 2008 pukul 13.34  
Blogger Tiwi Felt mengatakan...

lu harus tanggung jawab ri! pan elu yang ngedit.... hahahaha....
kalo lu ga 'resep' di perjuangkan donk untuk diganti ceritanya.....
tapi....kayaknya nanti urusannya bakalan panjang ya? (hahaha...gaya orang yg pesimis)
nb: harusnya cerita itu diganti aja rie, cari cerita lain. kan elu punya stok cerita banyak....kima kimi ya? apa mika miki?hahahaha....

5 Juli 2008 pukul 07.47  
Blogger Rie mengatakan...

Buat Mas Bayu: niatnya juga begitu Mas, secara...gue kan punya temen yang kerja di Production House. Apa gue tawarin ke temen gue itu aja ya? Lumayan royaltinya...
Buat Mas Irman: salah satu bentuk tanggung jawab gue adalah dengan ngomong ke Mas Kausar kalo itu cerita gak pantes, kalo akhirnya dicetak, itu artinya gue kalah dengan kekuatan kapitalisme. wekekeke...
Buat Tiwi: kalo gue tawarin cerita bikinan gue, kira-kira kantor kita mo bayar berapa ya??

5 Juli 2008 pukul 12.49  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda